Info Akademik : Kemdiktiristek Luncurkan Program Riset Prioritas Tahun Anggaran 2026: Dorong Kolaborasi dan Hilirisasi Inovasi Nasional

Jakarta — Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan (Ditjen Risbang), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia, resmi meluncurkan Program Riset Prioritas Tahun Anggaran 2026 pada Selasa, 21 Oktober 2025, pukul 13.30 WIB. Acara peluncuran ini disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube resmi @kemdiktisaintek, dan menjadi momentum penting dalam memperkuat ekosistem riset nasional yang berdampak dan berkelanjutan.

Dalam pengantarnya, M. Fauzan Adziman, Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan, menyampaikan bahwa program ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat integrasi antara dunia riset, pendidikan tinggi, industri, dan masyarakat. Menurutnya, arah riset Indonesia ke depan harus mampu menjawab kebutuhan nyata bangsa, mendorong hilirisasi hasil penelitian, serta memastikan setiap inovasi memiliki nilai guna dan manfaat langsung bagi pembangunan nasional.

Peluncuran program ini turut dihadiri oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, yang menekankan pentingnya riset sebagai instrumen transformasi ilmu pengetahuan menjadi kekuatan strategis bangsa. Dalam arahannya, Menteri Brian menegaskan bahwa riset Indonesia harus mampu menghasilkan solusi konkret terhadap tantangan global seperti transisi energi, ketahanan pangan, digitalisasi, dan perubahan iklim. Ia juga mendorong kolaborasi lintas sektor untuk mempercepat transfer teknologi dan memperkuat hilirisasi inovasi di perguruan tinggi.

Program Riset Prioritas 2026 terdiri atas lima pilar utama: Program Pengabdian kepada Masyarakat, Program Peningkatan Hilirisasi Hasil Penelitian, Program Bina Talenta Penelitian dan Pengembangan, Program Pengembangan Kemitraan Multi Pihak, serta Program Pengembangan Kawasan Sains dan Teknologi. Skema pendanaan dirancang agar lebih fleksibel, adaptif, dan berbasis luaran berdampak, mencakup riset dasar hingga riset terapan dengan kolaborasi antar lembaga dan industri.

Ditjen Risbang juga memperkenalkan dua skema utama dalam pendanaan hilirisasi, yakni Hilirisasi Riset Prioritas dan Hilirisasi Riset Strategis. Skema pertama berorientasi pada percepatan kebutuhan industri yang spesifik dan aktual, sedangkan skema kedua menekankan pada pembangunan teknologi baru dan ekosistem inovasi jangka panjang. Melalui pendekatan co-creation dan co-funding, perguruan tinggi diharapkan dapat memperluas jejaring riset dengan kementerian, lembaga, serta pemerintah daerah.

Program ini juga memprioritaskan pembangunan talenta riset nasional melalui strategi enam langkah: identifikasi potensi peneliti muda, pelatihan komprehensif, bimbingan dari peneliti senior, dukungan fasilitas riset, pemberian insentif dan hibah, serta kolaborasi lintas disiplin dan industri. Pendekatan ini diharapkan mampu mencetak peneliti-peneliti unggul yang adaptif terhadap dinamika global dan siap berkontribusi pada penguatan daya saing nasional.

Peluncuran Program Riset Prioritas 2026 menegaskan komitmen Ditjen Risbang untuk mewujudkan riset yang berdampak, berdaya saing, dan berkeadilan sosial. Dengan sinergi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan sektor industri, Indonesia diarahkan menuju masa depan riset yang mandiri, inovatif, serta mampu menjawab tantangan pembangunan berkelanjutan.

Informasi lengkap mengenai panduan dan skema pendanaan dapat diakses melalui laman resmi: bima.kemdiktisaintek.go.id/pengumuman.