Gorontalo – Mapala Reksa Wana, organisasi mahasiswa pecinta alam Fakultas Hukum Universitas Negeri Gorontalo (UNG), menggelar acara bertajuk “From Agreement to Action: Build Back Biodiversity”. Acara tersebut dilaksanakan di Aula Usman Fakultas Hukum UNG pada Kamis, 08 Juni 2023. Acara ini bertujuan untuk mengangkat isu keanekaragaman hayati dan pentingnya aksi nyata dalam melestarikannya.
Dalam acara tersebut, Nadila Magfira Laode menjadi moderator yang memandu jalannya diskusi. Nadila adalah mahasiswa Fakultas Hukum UNG yang aktif dalam kegiatan lingkungan hidup dan pelestarian alam. Ia memimpin diskusi dengan cermat dan memastikan setiap narasumber dapat menyampaikan pemikiran dan pengalaman mereka.
Salah satu narasumber yang diundang dalam acara ini adalah Dr. Fence M. Wantu, S.H., M.H, seorang dosen Fakultas Hukum UNG yang memiliki keahlian dalam bidang lingkungan hidup. Dr. Fence memberikan wawasan mengenai pentingnya pelestarian keanekaragaman hayati dan implikasinya terhadap hukum. Ia juga membahas upaya yang dapat dilakukan untuk membangun kembali keanekaragaman hayati yang terancam.
Acara “From Agreement to Action: Build Back Biodiversity” dihadiri oleh mahasiswa Fakultas Hukum UNG yang antusias dalam mempelajari isu lingkungan dan berkontribusi dalam melestarikan keanekaragaman hayati. Diskusi interaktif berlangsung dengan baik, dimana peserta acara dapat berbagi ide, pandangan, dan pengalaman terkait topik yang dibahas.
Kepala seksi Wilayah 2, Sjamsuddin Hodju, S.H., juga turut hadir dalam acara tersebut. Beliau memberikan apresiasi kepada Mapala Reksa Wana atas inisiatif yang diambil dalam menyelenggarakan acara tersebut. Ia mengajak seluruh peserta untuk mengubah kesepakatan dan komitmen menjadi tindakan nyata dalam menjaga keanekaragaman hayati.
Acara “From Agreement to Action: Build Back Biodiversity” sukses diselenggarakan oleh Mapala Reksa Wana Fakultas Hukum UNG. Acara ini diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi mahasiswa Fakultas Hukum UNG dalam berperan aktif dalam pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati.
Dalam diskusi, Khaeruddin menekankan pentingnya pemahaman akan manfaat keanekaragaman hayati dan perlunya tindakan nyata dalam memulihkan kerusakan yang terjadi. Ia menjelaskan bahwa hutan dan ekosistem alam adalah sumber kehidupan yang krusial bagi manusia dan makhluk lainnya. Upaya untuk membangun kembali keanekaragaman hayati harus menjadi prioritas bersama.
Khaeruddin juga mengungkapkan bahwa pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama dalam mengimplementasikan kebijakan dan program yang mendukung pelestarian keanekaragaman hayati. Ia menekankan perlunya keterlibatan aktif dari seluruh komponen masyarakat, termasuk mahasiswa dan organisasi seperti Mapala Reksa Wana, dalam upaya melestarikan hutan dan mengembalikan kehidupan di dalamnya.
Sebagai Kepala Bidang Perencanaan Pemanfaatan Hutan dan KSDAE, Khaeruddin menyampaikan komitmennya dalam mendukung upaya pelestarian keanekaragaman hayati. Ia mengajak semua pihak untuk saling bekerja sama dan membangun sinergi dalam menjaga dan mengembalikan kehidupan di alam.
Dengan semangat dan komitmen bersama, diharapkan kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan tindakan nyata dalam menjaga keanekaragaman hayati, sehingga alam dan lingkungan tetap lestari untuk generasi masa depan.