GORONTALO, 26 april 2022. Akhir-akhir ini pembentukan partai mahasiswa indonesia menjadi isu hangat yang diperbincangkan oleh semua orang, setelah disahkannya partai ini oleh kemenkumham. Namun keberadaan partai mahasiswa ini mendapatkan banyak kritikan dan penolakan, hal ini dikarenakan banyak orang menganggap hadirnya partai tersebut telah mencederai idealisme mahasiwa bahkan mengangkangi sifat idependensi daripada Mahasiswa itu sendiri. Melihat banyaknya tanggapan pro dan kontra yang timbul dari adanya partai mahasiswa ini, maka Senat Mahasiwa Fakultas Hukum Universitas Negri Gorontalo ( UNG) mengadakan forum diskusi Perihal Eksistensi Mahasiswa melalui via live instagram senat mahasiswa fakultas hukum, yang menghadirkan pembicara-pembicara hebat seperti Fian Hamza mantan presiden Bem 2018 sekaligus aktivis dan alumni mahasiswa fakultas hukum UNG. Serta salah satu dosen fakultas hukum UNG spesifikasi ilmu tata negara yaitu Supriyadi Arief al-habsyi S.H M.H.
“ Melihat kedilemaan Mahasiswa terhadap Partai Mahasiswa Indonesia, Bicara soal partai mahasiswa yang timbulnya dari pusat hingga kepelosok-pelosok wilayah kecil, apakah itu mencedrai Konstitusi? Tentu saja tidak. Karena dituliskan dalam Konstitusi kita telah mengatur kebebasan berserikat, berkumpul, dan berpendapat. Terlepas dari itu tentu tidak ada larangan secara individu, organisasi, hingga partai, sekalipun dinamakan partai mahasiswa indonesia, namun menimbulkan pertanyaan terhadap partai tersebut, kok bisa sampai ada partai tersebut. Gunanya untuk apa? terus untuk kepentingan siapa? terus berjuang untuk hal apa?” ungkap, Fian Hamza saat di tanyai tentang bagaimana respon atau pandangan nya terhadap partai mahasiswa tersebut.
“ada beberapa hal menarik yang harus ditelisik lebih baik, saya melihatnya lebih ke arah mengaktualisasikan nilai-nila konsitusi, pembelajaran atau praktek langsung bagi para mahasiswa, namun sebagai mahasiswa sedang semangat-semangatnya perjuangan. akan ada yang tetap lurus dalam tujuannya namun tidak memungkiri bisa saja ada yang belok dari tujuananya seperti hanya mementingkan kepentingan-kepentingan tersendiri. Nah, ini yang dikhawatirkan jika partai ini ada, ini akan jadi presiden buruk bagi mahasiwa. “ ungkap, Supriyadi Arief al-habsyi S.H M.H. saat di tanyai pertanyaan yang sama.
Selain itu, Fian hamza mengatakan dirinya tidak bisa menjustifikasi apakah pembentukan partai ini baik atau hanya digunakan oleh sekelompok elit, sebab belum mendapatkan respon dari para pendiri partai mahasiswa tersebut. dirinya juga mengatakan tidak ada konsolidasi dari para pendiri partai mahasiswa indonesia sampai ketingkatan paling awal , yang memicu pertentangan atau kecaman dari banyak mahasiswa.
Senat mahasiswa selaku penyelenggara kegiatan, berharap diskusi yang dilakukan akan menjadi wadah dalam membuka paradigma berfikir kita menjadi lebih krisis dan berdasar.