Mahasiswa pecinta alam (Mapala) Reksa Wana Fakultas Hukum Universitas Negeri Gorontalo (UNG) punya cara tersendiri memperingati hari Sumpah Pemuda dengan mengunjungi Dusun Waolo, Desa Molotabu, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango.
Waolo merupakan salah satu dusun yang terletak di Pengunungan Desa Molotabu. Lokasi Dusun Waolo yang jauh dari pusat Desa ditambah dengan akses jalan yang ekstrim membuat dusun waolo menjadi dusun yang terisolir.
“Waktu yang kita tempuh untuk naik ke dusun waolo itu lebih dari 1 jam. Jaraknya yang memang lumayan jauh terus tambah jalurnya yang ekstrim karena banyak tanjakan dan menyebrang Sungai, Jadi cukup menguras tenaga,” ungkap Irma ketua Mapala Reksa Wana.
Mlihat kondisi serta potensi yang terdapat di dusun waolo, membuat sekelompok pemuda yang tergabung dalam mapala Reksa Wana FH UNG memilih melaksanakan peringatan hari sumpah pemuda bersama dengan pemuda dan masyarakat di dusun setempat.
“Kegiatan ini sebagai wujud refleksi bahwa semangat pemuda penerus bangsa harus tetap dirawat dan dijaga, meskipun di tempat yang terisolir dan jauh dari pengaruh teknologi yang saat ini berkembang”. tambahnya.
Desa Molotabu terkenal dengan wisata pesisir, namun keberadaan dusun Waolo yang terletak di Pengunungan semakin jauh dari perhatian publik.
“Pada kesempatan ini, kami melaksanakan kerja bakti di sekolah yang ada di dusun waolo dan kita juga melakukan penyuluhan terkait pembentukan kawasan agrowisata buah berbasis polikultur, serta pengembangan wisata air terjun yang ada di dusun waolo.” Tegas Irma saat diwawancarai.
Konsep agrowisata berbasis polikultur menjadi salah satu upaya untuk membantu perekonomian penduduk waolo kedepan dan menjadi bentuk pengenalan sistem pertanian yang tidak monokultur sehingga dapat di jadikan sebagai objek wisata perkebunan buah.
“Jadi kita juga nanti akan melakukan penanaman beberapa jenis bibit buah di perkebunan penduduk waolo, diantaranya itu ada bibit durian Montong, rambutan binjai sama bibit Lemon Trigas. Ini juga jadi program Tim PPK Ormawa (Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa) Mapala Reksa Wana yang tahun ini lolos pada tingkat nasional. Jadi kita akan fokuskan kegiatan untuk membangun Dusun Waolo jadi kawasan agrowisata buah yang berbasis polikultur dan pengembangan wisata air terjun yang ada disini”. Tambah Aryo Polamolo ketua tim PPK Ormawa.
Hasan Djamaini salah seorang guru Pengajar di sekolah Dasar yang berada di Dusun Waolo juga mengungkapkan bahwa, dirinya dan penduduk Waolo sangat mengapresiasi kegiatan tersebut dan berharap waolo kedepan bisa mendapat perhatian lebih dari pemerintah, baik dari segi pendidikan, pertanian atau perekonomian serta pada aspek lainnya.
“Melalui kegiatan ini, kami juga berharap para pemuda yang ada di dusun waolo dapat menjadi kaum muda yang mampu membangun daerah dari aspek Agrowisata dengan sistem pertanian Polikultur dan nanti bisa jadi bukti bahwa Dusun waolo Punya potensi yang dapat dikembangkan dan harus diperhatikan oleh pemerintah”. Tutup Hasan.